Alasan kenapa Promo Marketplace Tidak Ada Pada Web??

Kenapa marketplace seperti Shoppe, Tokopedia, dan yang lainnya cuma memberi promo pada aplikasinya dan tidak bisa digunakan pada website.

Berikut adalah beberapa alasan kenapa promo cuma bisa di lakukan di app dan tidak bisa di gunakan pada web

Tujuannya semakin banyak orang yang mengunduh aplikasinya dan memasangnya di ponsel masing-masing. Manfaatnya disini ada 3 bagi perusahaan:

Foto ilustrasi aplikasi e-niaga Amazon[1]


User Experience

Secara interface, aplikasi di perangkat mobile lebih "sempit" dibandingkan aplikasi yang diakses dengan peramban web. Ada trik psikologinya dalam hal UI/UX.

Karena tampilannya sempit, calon pelanggan secara alami akan "dipaksa" untuk membuat keputusan belanja dengan cepat. Mereka tidak punya waktu untuk mengklik sana-sini untuk membanding-bandingkan harga karena repot harus menggulirkan layar.

Inilah peluang bagi pemilik marketplace untuk memunculkan berbagai iklan di dalam aplikasi agar dagangan pelapak (yang sudah bayar poin atau premium) cepat laku dengan banner yang "silau".

Ilustrasi aplikasi eBay di ponsel[2]

Nah, itu dari segi psikologisnya. Dari segi UI, belanja via aplikasi jauh lebih singkat dibandingkan via peramban web. Urutan belanjanya adalah:

  1. Buka aplikasi (kalau sudah login)
  2. Klik barang
  3. Lihat keranjang
  4. Bayar
  5. Selesai

Kalau belanja di peramban web?

  1. Ketik alamat situs webnya dulu
  2. Login dulu
  3. Cek ponsel untuk 2 factor authentication
  4. Lihat halaman depan
  5. Gulir-gulir cari barang
  6. Klik kanan, new tab
  7. Cari lagi, cari lagi
  8. Klik kanan, new tab
  9. Ulangi sampai ketemu barang yang dicari
  10. Klik barang
  11. Lihat keranjang
  12. Bayar
  13. Selesai

Promosi Kapanpun

Sedang enak-enak bekerja di kantor, tiba-tiba terdengar jingle-nya "To-ko-pe-diaa". Bagi yang tahan godaan belanja seperti saya ya cuek saja. Tapi bagi yang gila belanja dan diskon, jingle itu bagaikan rayuan maut.

Secara refleks Anda akan membuka ponsel untuk melihat promo apa yang sedang digelar oleh Tokopedia.

Dengan semakin banyaknya orang yang memasang aplikasi marketplace itu di ponsel, maka sang pemilik bisa dengan mudah memberikan notifikasi diskon kepada semua pengguna.

Notifikasinya pun terstruktur dan rapi. Muncul pada jam-jam yang pas dimana orang-orang sedang santai atau sibuk bergerilya di dunia maya.

Pertanyaannya, kenapa push notification yang saya terima bisa berbeda dengan teman sebelah saya? Saya dapat promosi tas untuk naik gunung, kok teman saya dapat promosi tas Gucci?

Mari kita masuk ke poin terakhir yaitu…


BIG DATA

Terima kasih terhadap perkembangan teknologi cloud, dengan memasang aplikasi itu di ponsel maka pemilik marketplace bisa memantau segala aktivitas berbelanja Anda untuk keperluan data, data, dan data.

Data apa sajakah yang dikumpulkan?

  1. Jam berapa Anda mengklik notifikasi promosi?
  2. Berapa kali Anda membuka aplikasi dalam sehari?
  3. Jam berapa Anda paling sering membuka aplikasi tanpa adanya promosi?
  4. Berapa lama Anda membuka aplikasi dalam kurun waktu tertentu?
  5. Apa kategori produk yang sering Anda buka?
  6. Apa kata kunci produk yang sering Anda ketik di kolom pencarian?
  7. Berapa total belanja Anda dalam kurun waktu satu hari, seminggu, sebulan dan setahun?
  8. Berapa range harga produk yang paling sering Anda beli?
  9. Pelapak dari kota mana yang sering Anda beli?
  10. Seberapa sering Anda menulis ulasan?
  11. Berapa kali Anda membagikan tautan produk ke aplikasi chatting?
  12. Toko mana saja yang sering Anda follow?
  13. Apa metode pembayaran yang sering Anda gunakan?
  14. Kapan terakhir Anda menggunakan kupon diskon?

Ini semua hanyalah sebagian kecil parameter data yang bisa kita dapatkan hanya dari big data sebuah aplikasi yang ukurannya tidak sampai ratusan MB.

Apapun yang Anda lakukan terekam secara real-time dan dikirim ke server-nya marketplace untuk diolah menjadi sebuah data yang terstruktur. Data-data ini dikirimkan ke manajer untuk diteruskan lagi ke jajaran eksekutif perusahaan.

Data inilah yang menjadi pendukung keputusan bisnis. Apakah marketplace semakin banyak pengunjungnya? Semakin banyakkah orang yang belanja? Perlukah untuk meminjam duit? Berapa estimasi penghasilan di bulan depan?

Itulah kenapa gaji seorang data scientist di zaman sekarang itu sangat mahal karena untuk masalah bisnis data lebih banyak berbicara.


KESIMPULANNYA:

Pemilik marketplace sengaja mengeluarkan promosi lebih banyak untuk pembelanjaan melalui aplikasi di ponsel. Tujuannya agar lebih banyak data yang diserap dan agar orang-orang semakin sering berbelanja dibandingkan berbelanja via peramban web.


sumber:quora

penulis:Fajri Surya Putra

Tidak ada komentar