IeSPA Angkat Bicara Tentang Pemblokiran Video game Dan Dota 2

JAKARTA - Wacana pemblokiran 15 game yang dinilai mengandung konten kekerasan terus menuai kontroversi. Sebagian kalangan berpendapat, langkah ini perlu dikaji lebih dalam.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Olahraga Elektronik Indonesia (IeSPA), Eddy Lim. Menurutnya, kriteria pemilihan 15 game itu tidaklah jelas. Ia menyebut, game "World of Warcraft" tidak mempromosikan kekerasan.
"Dalam game World of Warcraft, pemain memainkan para hero yang menyerang musuh menggunakan ilmu sihir. Kalaupun ada kekerasan, paling hanya sebatas penggunaan senjata, itupun tidak terlalu jelas," cetusnya.
Seperti diketahui, game World of Warcraft atau lebih dikenal dengan Dota adalah game yang cukup populer di kalangan remaja Indonesia, bahkan permainan berjenis multiplayer online ini mempunyai kompetisi sendiri.
Namun ia menyetujui jika game "Grand Theft Auto" masuk ke dalam daftar. Menurutnya, game tersebut jelas-jelas menampilkan kekerasan kepada penegak hukum dan mempromosikan tindak kriminal.
Sebagai informasi, IeSPA adalah wadah komunitas gamer Indonesia yang tertarik untuk mengembangkan e-Sports agar diakui oleh pemerintah. IeSPA adalah satu-satunya komunitas di bidang e-sports yang diakui dan dilindungi oleh pemerintah.

Tidak ada komentar